Minimnya pengawasan terhadap Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) di Desa Karangnangka, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep Madura Jawa Timur, diduga menjadi penyebab utama sehingga proyek tersebut disinyalir hanya dijadikan ladang penghasilan oleh oknum pelaksanaanya, (26/5/2023).
Program PISEW yang digelontorkan pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada tahun 2022 lalu dan dibangun menjadi sebuah saluran air dan diduga dikerjakan tidak sesuai standar akibat minimnya pengawasan dari pihak terkait.
Sebab, meski baru seumur jagung proyek yang menghabiskan anggaran ratusan juta rupiah itu, saat ini sudah rusak parah bahkan hancur di beberapa titik.
Buruknya hasil pekerjaan pihak pelaksana diduga lebih mementingkan sebuah keberuntungan, sehingga tidak memikirkan kualitas dari apa yang di bangunnya.
Parahnya lagi, proyek tersebut diketahui dibangun tidak menggunakan pasir hitam, melainkan mengandalkan tanah merah yang diambil langsung di lokasi pekerjaan dan dicampur semen seadanya.
Untuk mengelabui pemerintah dan masyarakat pihak pelaksana tergolong lincah. Betapa tidak, setelah menggunakan tanah merah yang dicampur semen alakadarnya untuk perekat batu, lalu di bagian luarnya barulah di sulap sebagaimana proyek pada umumnya.
Ismail salah satu perangkat Desa setempat menuturkan kepada media ini jika proyek tersebut merupakan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) anggaran Tahun 2022. Namun ketika ditanya soal papan nama dan prasasti ia mengaku tidak banyak tau.
Awak media mencoba mendatangi Balai Desa Karang Nangka dengan maksud untuk konfirmasi kepada Kepala Desa, namun saat itu tidak bertemu karena yang bersangkutan sedang keluar.
Saat dihubungi melalui sambungan telepon nya di awal pembicaraan Moh. Arsyad membenarkan dan mengaku jika dirinya adalah Kepala Desa Karang Nangka.
Namun betapa mengejutkan, saat ditanya perihal pekerjaan PISEW yang amburadul, Moh. Irsyad berdalih dan mengaku dirinya bukan Kades melainkan Sekdes.
“Saya bukan pak Kades tapi saya Sekdes, jika soal yang bapak tanyakan nanti saya sampaikan sama dia “dalih nya.
Sungguh sangat ironi, sudah jelas-jelas Nomor Handphone yang dihubungi milik Kepala Desa Karang Nangka, namun seakan ada suatu hal yang ditutupi mengenai pekerjaan tersebut sehingga ia memilih berkelit dengan tidak mengaku jika yang bersangkutan adalah Kades.