Satuan Polisi Pamong Praja kabupaten Jembrana menambah satu unit armada mobil pemadam kebakaran (damkar) dalam upaya meningkatkan penanganan terhadap kejadian kebakaran yang akhir-akhir mulai sering terjadi di Kabupaten Jembrana.
Mobil pemadam kebakaran dengan kapasitas tangki mencapai 3500 liter tersebut diserahkan Bupati Jembrana I Nengah Tamba kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja kabupaten Jembrana, I Made Leo Agus Jaya di Lapangan Parkir GOR Kresna Jvara, Negara, Kamis (6/4).
Penyerahan mobil damkar yang juga dihadiri oleh Wakil Bupati I Gede Ngurah Patriana Krisna bersama Sekda I Made Budiasa dan jajaran Pimpinan OPD kabupaten Jembrana turut diisi dengan simulasi penanganan kebakaran serta penanganan hewan liar terutama ular.
Para anggota Damkar Jembrana yang sudah terlatih dengan cepat mampu memadamkan api dalam kegiatan simulasi tersebut. Anggota damkar juga tampak cekatan dalam mengoperasikan segala perlengkapan di unit mobil damkar yang baru. Selain itu juga anggota damkar tampak sangat tenang dalam menangkap ular jenis piton yang sengaja dilepas sebagai simulasi penanganan hewan liar.
Bupati Tamba mengatakan menambah armada mobil damkar untuk meningkatkan penanganan terhadap kejadian kebakaran yang cukup sering terjadi di Jembrana. Pihaknya menilai mobil yang modern ini sangat mumpuni untuk operasional anggota damkar di lapangan.
“Satuan Polisi Pamong Praja sudah kita tambahkan satu unit armada pemadam kebakaran yang sudah sangat modern dan bisa mengatasi persoalan kebakaran yang terjadi, dengan kapasitas yang lebih besar,” ucap Bupati Tamba sembari mencoba mengoperasikan mobil damkar.
Bupati Tamba mengungkapkan dengan wilayah kabupaten Jembrana yang cukup luas, idealnya di setiap kecamatan memiliki pos dan armada pemadam kebakaran. Pihaknya berencana secara bertahap akan menambah armada pemadam kebakaran dan SDM yang ada untuk nantinya bisa ditempatkan di masing-masing pos kecamatan.
“Kalau kita punya 1 kantor dan pusat pelayanan disini, mungkin tidak akan bisa segera menangani karena wilayah kita luas. Perlu disetiap kecamatan ada, tapi itu membutuhkan biaya dan anggaran termasuk tenaganya. Pelan-pelan begitu kita memiliki anggaran yang cukup pasti kita akan mengarah kesitu,” tuturnya.
Bupati asal desa Kaliakah ini mengapreasiasi kinerja anggota damkar Jembrana yang ia menilai sangat baik. Ia meminta tidak hanya personel yang ditugaskan sebagai pemadam kebakaran saja yang memiliki kemampuan untuk menjinakkan api, tetapi seluruh anggota Satpol PP juga dibekali keterampilan yang sama.
“Personel Damkar saya lihat sudah bagus. Mudah-mudahan tidak terjadi kebakaran, tetapi kalau sampai terjadi, kita bisa cepat menanganinya. Personil sudah cukup, hanya perlu kita tingkatkan kemampuannya. Setiap anggota Satuan Polisi Pamong Praja wajib mendapat pendidikan pemadam kebakaran,” tegasnya.
Sementara Kasatpol PP Jembrana, I Made Leo Agus Jaya menyampaikan terima kasih karena telah mendapat tambahan satu unit mobil damkar. Ia mengatakan penambahan armada damkar ini sangat penting karena belakangan ini kasus kebakaran mulai sering terjadi di Jembrana.
“Saya berterima kasih kepada Pemerintah Daerah, pak Bupati sudah membantu menambahkan kendaraan Pemadam Kebakaran karena mengingat akhir-akhirnya kejadian semakin meningkat, rata-rata hampir 7 kejadian perbulan,” ucapnya.
Leo menuturkan untuk saat ini Satpol PP Jembrana memiliki 5 unit mobil pemadam kebakaran, dimana dua masih dalam proses perbaikan dan 3 unit lainnya siap untuk bertugas.
“Sekarang total unit kita ada 5, dalam kondisi rusak 2 dan masih di bengkel, yang optimal 3,” ucapnya.
Leo menambahkan selain mobil damkar, mobil tangki air juga sangat penting untuk ditambah karena memiliki peran penting untuk menyuplai air kepada mobil damkar.
“Sebenarnya mobil damkar tidak perlu begitu banyak, mobil tanki juga perlu diperbanyak karena dia yang menyuplai. Seperti tadi mobilnya sudah canggih bisa nyedot air langsung, tapi sumber air belum tentu ada. Himbauan saya juga kepada pelaku usaha dan pasar-pasar paling tidak ada sumber air untuk mempercepat penanganan,” ungkapnya.
Selain itu, Leo mengungkapkan salah satu hal yang sering menghambat petugas dalam penanganan kebakaran. Ia mengatakan masyarakat awam sering mengambil selang air petugas yang sedang melokalisir area kebakaran seperti di pasar, masyarakat umumnya menginginkan agar petugas memadamkan api ditempatnya terlebih dahulu. Hal tersebut sangat berbahaya karena jika tidak dilokalisir terlebih dahulu, kebakaran bisa saja meluas ke tempat lainnya.
“Personil kita sudah memadai, dari segi penggunaan alat dan kecepatan sudah kita training. Namun kendala di lapangan tidak bisa kita pungkiri, kadang-kadang masyarakat awam yang tidak paham begitu ada kejadian dia ikut ngambil selang,” pungkasnya.