PLN Siap Pasok Listrik 150 MVA untuk Smelter Milik PT Antam, Kolaborasi BUMN Dukung Hilirisasi Mineral

banner 120x600

PT PLN (Persero) siap memasok listrik andal untuk pabrik _smelter_ Feronikel milik PT Aneka Tambang, Tbk. (Antam). Komitmen tersebut diwujudkan melalui penandatanganan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) antara PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) dengan PT Antam dengan daya sebesar 150 Mega Volt Ampere (MVA) di Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara (23/1/2023).

Kolaborasi antar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini menjadi salah satu bentuk dukungan PLN dalam hilirisasi industri mineral di tanah air.

Niko Kanter menjelaskan, sinergi antar BUMN adalah salah satu strategi penting dalam hilirisasi industri mineral. Di samping itu, PT Antam sendiri juga terus melakukan _continous improvement_ dalam teknologi, efisiensi operasional dan dekarbonisasi.

“Kerja sama ini akan bermanfaat bagi kedua belah pihak. Saya mengucapkan terima kasih atas dukungan PLN, mari kita bersama memberikan kontribusi terbaik bagi Republik Indonesia,” ungkap Niko.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Operasi dan Portofolio MIND ID Danny Praditya, menyampaikan komitmennya dalam upaya dekarbonisasi dan implementasi _Environmental, Social and Governance_ (ESG) demi menciptakan pembangunan yang berkelanjutan.

“Perjanjian ini merupakan langkah positif bagi Antam dan PLN, di mana PLN mendapatkan tambahan _revenue_ dan Antam bisa berfokus mengurus operasionalnya. Mari kita terus berkolaborasi dan bersinergi agar menjadi lebih baik guna mewujudkan transisi energi di tahun 2060,” ucap Danny.

Sejalan dengan hal tersebut, Executive Vice President Penjualan dan Pelayanan Pelanggan Enterprise PLN Abdul Farid, menyampaikan bahwa sebelumnya PLN telah bekerja sama dengan Antam di Halmahera Timur. Untuk itu, ia menekankan PLN telah siap melengkapi kebutuhan listrik untuk sektor industri _smelter_.

“Kami juga menyediakan produk dan layanan yang inovatif dan ramah lingkungan seperti sertifikat EBT atau _Renewable Energy Certificate_ (REC). Terlebih saat ini pembangkit EBT di sistem Sulawesi Bagian Selatan termasuk tertinggi di Indonesia,” tegas Farid.

Farid memaparkan, pembangkit EBT PLN di Sulawesi berada di atas rata-rata nasional, yaitu sebesar 45,8 persen. Dengan kondisi tersebut, ia meyakini PLN telah siap melayani kebutuhan listrik bagi para investor.

Dirinya menambahkan, _smelter_ merupakan salah satu proyek strategis untuk mendukung hilirisasi mineral di Indonesia. Karena itu, PLN berkomitmen memenuhi kebutuhan listrik dan memberikan pelayanan terbaik untuk industri _smelter_.

“Industri _smelter_ membutuhkan energi listrik yang sangat besar. PLN siap memenuhinya dengan pasokan listrik yang andal, berkualitas, dan harga yang kompetitif,” ujar Farid.

Farid menegaskan, PLN sebagai BUMN yang bergerak di bidang usaha penyediaan tenaga listrik siap berkolaborasi dan memastikan pasokan listrik ke seluruh pelosok negeri. Hal ini dilakukan untuk mendorong laju pertumbuhan perekonomian sehingga menciptakan _multiplier effect_ melalui kesiapan pasokan listrik untuk industri dan bisnis.

Setelah penandatanganan PJBTL tersebut, General Manager PLN UID Sulselrabar Moch. Andy Adchaminoerdin mengungkapkan, di wilayah kerja PLN UID Sulselrabar sudah ada 5 pelanggan tegangan tinggi yang telah mempercayakan kebutuhan layanan kelistrikannya kepada PLN dengan total daya 402 MVA. Ia berharap kolaborasi seperti ini akan terus berjalan demi mendorong perekonomian.

“Para pemilik _smelter_ kini bisa fokus pada bisnis inti perusahaan. Sedangkan PLN akan memastikan kebutuhan listrik _smelter_ dapat dipenuhi sesuai jadwal yang disepakati,” tutup Andy.

Loading

Editor: Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *