Gianyar, Rallmedia – Film dokumenter di bali sudah banyak dibuat yang berisikan tari bali serta tari kolaborasi yang mencirikan khas bali, pembuatan fim dokumenter ini bertujuan untuk mengenang jasa-jasa almarhum I Made Sidja, seorang maestro seni yang telah memberikan sumbangsih luar biasa bagi kesenian Bali. Juga akan menjadi kisah menarik yang di tuangkan dalam film dokumenter ini.
Acara ini diselenggarakan di Sanggar Paripurna yang berlokasi di Desa Bona, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, pada Senin (9/9/2024
Turut hadir dalam acara ini yakni putra almarhum, I Made Sidia, S.SP, M.Sn, yang kini memimpin Sanggar Paripurna, sejumlah tokoh penting, seperti Sesepuh Sanggar Paripurna sekaligus pimpinan Wihara Maitreya Center Negara, Ida Pandita Hamid Citra Panawirawan, S.Pd.B, MM; Dandim 1616/Gianyar Letkol Cpn I Gede Winarsa, SH, M.Han; jajaran Pemerintah Kabupaten Gianyar; serta tamu undangan lainnya.
Sanggar Paripurna ini berdiri sejak 1 April 1990. Yang di dirikan olen I Made Sidia, sanggar ini menjadi pusat pengembangan seni dan budaya Bali yang menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi. Setelah kepergian I Made Sidja pada Senin, 3 Juni 2024, di usia 96 tahun, kepemimpinan Sanggar Paripurna dilanjutkan oleh putra keempatnya, I Made Sidia, dengan dukungan saudara bungsunya, I Wayan Sira, S.Sn.
I Made Sidja dikenal sebagai maestro seniman multitalenta dari Desa Bona, Gianyar. Beliau bukan hanya seorang seniman, tetapi juga seorang guru yang dermawan dalam berbagi ilmu. Keahliannya dalam berbagai cabang seni membuat namanya dikenal tidak hanya di Bali, tetapi juga di kancah internasional. Sosoknya dihormati oleh banyak orang, baik di dalam maupun luar negeri.
Dalam acara tersebut I Made Sidia menjelaskan bahwa Sanggar Paripurna terus berkembang dengan mempertahankan warisan budaya Bali yang telah ditanamkan oleh almarhum ayahnya.
“Berkat tangan terampil I Made Sidia, Sanggar Paripurna kini semakin eksis dengan berbagai karya seni kreatif dan inovatif, tanpa mengabaikan nilai-nilai tradisional budaya Bali, sebagaimana yang telah ditanamkan oleh sang Maestro I Made Sidja,” jelasnya.
Karya-karya yang dihasilkan oleh Sanggar Paripurna di bawah pimpinan I Made Sidia telah dipentaskan di berbagai acara bergengsi, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Kontribusi mereka dalam memajukan seni dan budaya Bali terus diakui oleh berbagai kalangan.
Acara pemutaran film dokumenter ini berlangsung dengan meriah, diiringi dengan berbagai pementasan seni, seperti tabuh dan tarian Bali, serta tari kreasi yang dibawakan oleh warga binaan Sanggar Paripurna. Kehangatan dan semangat dalam acara ini semakin mengukuhkan bahwa warisan seni yang ditinggalkan oleh I Made Sidja akan terus hidup dan berkembang di bawah bimbingan generasi penerusnya. (*)