Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang disebabkan oleh bibit siklon tropis 96S. Bibit siklon ini diperkirakan masih bertahan di wilayah Indonesia dalam 72 jam ke depan.
Prakirawan dari Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) BMKG Jakarta, Nurul Pramiftah, menyampaikan bahwa bibit siklon tropis 96S terdeteksi di Samudra Hindia, sebelah barat daya Bengkulu. “Posisinya berada di sekitar 9,4°LS 96.0°BT dengan kecepatan angin maksimum mencapai 37 kilometer per jam dan tekanan udara minimum sebesar 1.006 hPa,” ujarnya, Jumat (22/11/2024).
Dampak Cuaca Ekstrem
Bibit siklon ini berpotensi memicu hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Sumatera Selatan, dan Jambi. Selain itu, gelombang laut dengan ketinggian 1,25 hingga 2,5 meter diprakirakan terjadi di:
* Selat Malaka bagian utara
* Perairan barat Sumatera
* Perairan selatan Jawa
* Samudra Hindia selatan Jawa hingga NTT
* Selat Bali bagian selatan
* Selat Badung
* Selat Lombok bagian selatan
* Laut Sawu bagian selatan
Gelombang lebih tinggi, 2,5 hingga 4,0 meter, berpotensi terjadi di Samudra Hindia barat Sumatera, Samudra Hindia selatan Banten, dan Selat Sunda bagian selatan.
Faktor Pendukung Pembentukan Siklon
Nurul menjelaskan, lingkungan sekitar bibit 96S mendukung pertumbuhan sistem ini. Perairan hangat dengan suhu 28–30°C, kelembapan udara yang cukup tinggi (lebih dari 70 persen) pada lapisan permukaan hingga menengah, serta masukan suplai angin dari utara akibat melemahnya Siklon Tropis Man-yi menjadi faktor utama.
Prakiraan Pergerakan Siklon
Hasil analisis BMKG dalam 24 jam terakhir menunjukkan aktivitas konvektif bibit siklon ini terus berlangsung tanpa tanda-tanda melemah. Meski saat ini cenderung stationari karena sistemnya masih lemah, bibit siklon tropis 96S diperkirakan akan bergerak ke arah barat daya saat intensitasnya meningkat, mengikuti pola angin dominan.
BMKG mengingatkan masyarakat, terutama yang berada di pesisir dan pelaku pelayaran, untuk selalu memantau perkembangan informasi cuaca dan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bahaya yang ditimbulkan. (*)