Pasar Adat Lelateng kembali dilalap si jago merah, kebakaran tersebut diperkirakan terjadi sekitar pukul 20.00 Wita Sabtu (4/2) malam. Kebakaran tersebut menghanguskan 20 kios yang didominasi menjual kebutuhan sehari-hari seperti sembako.
Rencananya para pedagang untuk sementara akan direlokasi ke depan pasar Adat Lelateng sampai kios selesai direnovasi kembali. Hal tersebut diungkapkan Bendesa Adat Lelateng, I Made Samiada saat mendampingi Bupati Jembrana meninjau pasar tersebut, Minggu (5/2).
“Setelah kejadian seperti ini, saya merencanakan untuk pedagang yang terkena musibah ini akan direlokasi di depan pasar adat Lelateng sambil menunggu proses renovasi, namun tetap akan dikomunikasikan dengan para pedagang yang terkena musibah,” ucap Samiada.
Pihaknya menceritakan kronologi kejadian kebakaran yang terjadi saat pasar sudah tutup tersebut. Kejadian bermula sekitar pukul 20.00 Wita yang dilihat oleh warga sekitar.
“Kejadiannya yang saya dengar, informasi berawal dari warga terdekat, dari jam 8 itu dia melihat asap kecil disalah satu kios. Setelah itu dilaporkan kepada si pemilik kios, sampai di lokasi api sudah membesar dan jam 9 saya diinformasikan oleh warga sekitar bahwa di pasar desa adat ini ada kebakaran. Saya langsung meluncur kesini dan sampai disini sudah ditangani oleh petugas pemadam kebakaran,” tuturnya.
Ia menjelaskan kebakaran segera dapat dipadamkan namun proses pendinginan memakan waktu yang cukup lama. “Api dapat dipadamkan dalam waktu 30 menit, namun proses pendinginannya sampai jam 3 pagi,” ucapnya.
Terkait kerugian, Bendesa yang baru menjabat selama setahun ini menafsirkan mencapai satu miliar rupiah termasuk kerugian dari barang dan bangunan. “Kerugian saya perkirakan mencapai satu miliar untuk kerugian barang dan bangunan,” jelasnya.
Sementara Bupati Jembrana, I Nengah Tamba yang meninjau pasar pasca kebakaran mengaku kaget, karena kejadian serupa juga pernah terjadi di tahun 2021.
“Kemarin saat saya mendengar berita hampir tidak percaya, karena baru berselang kurang dari dua tahun kebakaran ini terjadi lagi. Musibah ini menjadi pelajaran bagi kita semua, dari sisi elektrikal mungkin atau human erornya, harus kita pahami apa penyebab kebakaran. Ini hal hal yang perlu kita teliti kedepan,” ucap Bupati Tamba.
Pihaknya mengungkap pentingnya penataan pasar yang sesuai dengan standar. Selain penataan kios, penataan berbagai fasilitas evakuasi dengan sangat diperlukan ketika terjadi bencananya sehingga meminimalisir kerugian yang terjadi.
“Kita penting sekali merevitalisasi pasar, jangan berpikir revitalisasi pasar itu akan mewah, tidak seperti itu. Yang kita tata agar pasar itu bersih, rapi, higienis dan ada management yang baik,” ujarnya.
Ia pun turut berduka atas musibah yang menimpa para pedagang, dan harapannya kejadian serupa tidak terjadi kembali. “Saya turut perihatin semoga apa yang menjadi peristiwa hari ini tidak akan pernah terulang ke depannya,” pungkasnya.