Kabar gempa di turki bikin siaran TV seluruh dunia heboh.
Seorang kru televisi sedang menyiarkan langsung dari Malatya ketika gempa besar kedua melanda Turki pada Senin pagi (6/2/2023).
Gempa berkekuatan 7,5 Skala Richter (SR) terjadi beberapa jam setelah gempa awal berkekuatan 7,8 SR karena puluhan gempa susulan dilaporkan di seluruh wilayah.
Tampak reporter televisi sedang menyiarkan langsung proses evakuasi korban gempa, lalu terjadi guncangan besar dan gedung di dekatnya roboh.
Getaran besar saat gedung itu roboh terlihat seperti terkena serangan rudal atau bom.
Asap tebal mengepul di sekeliling orang-orang yang berlari karena gedung tersebuh runtuh.
Sementara itu, kengerian diceritakan korban gempa di Suriah.
Alaa Nafi di Idib menjelaskan kepada Al Jazeera situasi di barat laut kota setelah gempa besar.
“Kami mengalami sesuatu yang sangat mengerikan dan menakutkan. Bangun di tengah malam dan seluruh gedung berguncang adalah perasaan terburuk yang pernah ada,” ujar Nafi.
“Itu (gempa bumi) berlangsung beberapa menit tapi rasanya seperti berabad-abad. Melihat orang-orang dengan anak-anak di jalanan menangis dalam cuaca dingin sungguh memilukan”, ungkapnya.
“Kami semua berkumpul di satu area yang jauh dari semua bangunan. Saya tentu berharap tidak ada yang akan mengalami apa yang kita alami hari ini,” ujar dia.
Adapun Vatikan mengatakan Paus Fransiskus “sangat sedih” dengan gempa besar yang melanda Turki dan Suriah.
“Yang Mulia Paus Fransiskus sangat sedih mengetahui banyaknya korban jiwa yang disebabkan oleh gempa bumi.
Dia mengirimkan jaminan kedekatan spiritualnya kepada semua yang terkena dampak,” ungkap Kardinal Pietro Parolin, sekretaris negara Vatikan.
Diberitakan sebelumnya, Korban tewas akibat gempa di Suriah meningkat menjadi setidaknya 783 orang, menurut pemerintah dan petugas penyelamat di daerah yang dikuasai oposisi.
Adapun Turki menyatakan korban tewas akibat gempa bertambah jadi 1.121 orang.
Itu artinya, total korban tewas di Suriah dan Turki sebanyak 1.904 jiwa.
Kementerian Kesehatan Suriah mengatakan korban tewas meningkat menjadi 403 orang tewas dan 1.284 terluka di provinsi Aleppo, Latakia, Hama, dan Tartus yang dikuasai pemerintah.
Kelompok penyelamat White Helmets, yang beroperasi di daerah yang dikuasai pemberontak, melaporkan lebih dari 380 orang tewas dan lebih dari 1.000 terluka.
Kepala Badan Manajemen Darurat Turki Yunus Sezer menyatakan korban tewas akibat gempa besar di tenggara Turki meningkat menjadi 1.121 orang.
“Kami telah menerima data kerusakan 2.834 bangunan. Ada 1.121 warga kami yang tewas,” papar dia.
“Saat ini tidak ada bahaya tsunami di Turki yang dapat mempengaruhi pantai negara di Mediterania Timur,” ungkap Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat (AFAD), Senin (6/2/2023).