Mantan Gubernur DKI Anies Baswedan akhirnya buka suara soal perjanjian dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Hal itu ia ungkap saat melakukan wawancara dengan motivator Merry Riana, Jumat (10/2/2023).
Dalam kabar yang beredar, isi perjanjian itu yakni Anies menyatakan tidak akan maju capres jika Prabowo maju capres.
Anies awalnya menjelaskan saat dirinya terpilih menjadi gubernur di pilkada 2017.
Menurutnya, ia berkomitmen menyelesaikan tugasnya di Jakarta selama 5 tahun.
Oleh sebab itu, ia tidak akan mengikuti pilpres selama masa jabatannya itu.
Usai pilkada 2017 memang ada pehelatan pilpres di tahun 2019.
Anies lantas bercerita bahwa Prabowo Subianto pernah mengajak ia untuk menjadi cawapres di Pilpres 2019.
Namun, Anies menolak ajakan tersebut karena komitmen janji 5 tahun di Jakarta.
“Jadi ketika di tahun 2018 saya diajak untuk menjadi wakil pasangannya pak Prabowo, saya sampaikan juga kepada beliau. ‘Pak Prabowo, terima kasih atas undangannya ini sebuah kehormatan, tetapi saya punya komitmen untuk menyelesaikan di Jakarta selama 5 tahun’. Jadi saya rasa itu, dan memang kuncinya adalah menyelesaikan janji dengan warga Jakarta,” ujarnya.
Anies juga menegaskan bahwa komitmen 5 tahun di Jakarta itu lah yang ada dalam perjanjian tersebut, sehingga dia tidak akan mengikuti pilpres.
Menurut Anies, tidak ada batasan sampai kapan dia tidak mengikuti pilpres.
“Tidak ada menyebut 5 tahun sampai 2022, kemudian tidak akan ikut 1, 2 he-he-he. Ya kira-kira enggak gitu lah,” sebut Anies.
Sementara itu, Anies menyebut banyak kontrak janji terhadap warga Jakarta yang dia tanda-tangani.
Salah satunya perjanjian dengan warga Kampung Akuarium.