Bupati Tamba Resmikan Vihara Sasana Dharma Melaya

banner 120x600

Pemugarana Vihara Sasana Dharma, Banjar Pangkung Tanah Kangin, Melaya yang berlangsung sejak 2020, kini telah menyelesaikan tahap pertama. Menandai hal tersebut, digelar rangkaian Abhiseka Buddha Rupang atau menempatkan arca Buddha pada ruang Dhammasala Vihara.

Bersamaan dengan itu, dilaksanakan peresmian bangunan Vihara yang tandai dengan penandatangan prasasti dan pemotongan pita oleh Bupati Jembrana I Nengah Tamba didampingi Ketua Umum Sangha Therevada Indonesia Bhikkhu Subhapanno Mahathera, Kamis (23/2).

Bupati I Nengah Tamba pada kesepatan itu menyampaikan selamat atas diresmikannya vihara ini, apalagi dibangun secara swadaya oleh seluruh umat Buddha yang ada di Kecamatan Melaya.

“Dengan semangat persatuan dan gotong royong sehingga dapat mewujudkan tempat ibadah yang besar dan representatif. Semoga dengan ini bisa memancarkan atmosfer positif bagi keberagaman dan ketentraman antar umat beragama di Jembrana,” ucapnya.

Lebih lanjut, terkait beberapa item yang belum lengkap, Pihaknya akan membantu dengan memberikan hibah kepada Vihara Sasana Dhrma.

“Terkait dengan prasarana untuk melengkapi keberadaan vihara ini, nanti kita bantu diperubahan sesuai dengan proposal yang diajukan oleh pengurus Viraha Sasana Dharma. Karena sejak awal menjabat, Saya berkomitmen tidak menghalangi umat agama dalam membangun tempat ibadah, justru akan mendukungnya demi menjaga toleransi antar umat beragama,” ujarnya.

Terakhir, Ia turut memohon doa restu kepada seluruh umat Buddha dalam mewujudkan Jembrana Emas 2026.

“Jembrana Emas 2026 adalah Jembrana yang maju dengan masyarakatnya yang sejahtera dan bahagia. Tentu untuk mewujudkan itu perlu dukungan dari seluruh masyarakat dan semoga cita-cita ini dapat tercapai dengan baik,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua panitia Abhiseka Buddha Rupang dan Presmian Vihara Sasana Dharma, Drs. Bagio menuturkan bahwa sejarah keberadaan Vihara Sasana Dharma diawali dari adanya Cetiya yang dibangun pada tahun 1976 dengan jumlah umat Buddha saat itu hanya 12 KK.

“Seiring waktu, semakin berkembang, Cetiya ini berubah menjadi Vihara. Lambat laun, melihat keadaan Virahaya yang sudah tidak memadai, perlu kiranya dibangun yang lebih besar sehingga representatif bagi umat dalam menjalankan ibadah,” tuturnya.

Atas nama seluruh umat Buddha, Bagio menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Jembrana dalam hal ini Bupati Jembrana atas kesediaan hadir dalam acara ini.

“Terima kasih kepada Pak Bupati atas kehadiran sekaligus bantuannya. Semoga senantiasa diberkati dalam setiap langkah mewujudkan Jembrana kearah yang lebih maju lagi,” pungkasnya.

Turut hadir dalam acara tersebut, Pade Sanayaka STI Bali dan Jawa Timur, perwakilan forkopimda, Camat Melaya, Prebekel serta seluruh umat Buddha di Kecamatan Melaya.

Loading

Penulis: AriEditor: Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *